Ø Pengertian Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah strategi pemasaran yang membagi
target pasar yang luas ke dalam kelompok dari konsumen yang memiliki kebutuhan
umum yang sama.
Segmentasi Pasar adalah proses pemisahan pasar potensial
kedalam bentuk sekelompok konsumen dengan karakteristik atau kebutuhan yang
relatif sama dan memilih satu segmen atau lebih untuk dijadikan sasaran dengan
suatu bauran pemasaran.
Segmentasi pasar adalah pembagian suatu pasar yang heterogen
kedalam satuan-satuan pembeli yang homogen, dimana kepada setiap satuan pembeli
yang homogen tersebut dijadikan sasaran pasar yang dicapai dengan marketing mix
tersendiri. Dengan demikian yang semula pasarnya satu dan luas,kemudian
dibagi-bagi atau disegmentasi oleh pemasar menjadi beberapa bagian pasar yang
sifatnya homogen.
Ø Segmentasi Pasar terkait dengan Kepuasan
Konsumen
Kepuasan konsumen adalah perasaan puas setelah telah
mengkonsumsi suatu produk tertentu. Kepuasan konsumen terbagi menjadi dua yaitu
kepuasan fungsional dan kepuasaan psikologikal. Kepuasaan fungsional adalah
kepuasaan yang diperoleh akibat dari fungsi pemakaian suatu produk tertentu
sedangkan kepuasan psikologikal adalah kepuasan yang di peroleh akibat dari
atribut tertentu yang tidak kelihatan seperti perasaan bangga dll.
Kepuasan pelanggan sebenarnya adalah kunci utama untuk
meraih keuntungan maksimal serta untuk kelangsungan hidup suatu perusahaan,
namun jika kepuasan pelanggan itu tidak terpenuhi maka produk – produk yang
diproduksi akan sulit untuk dipasarkan. Salah satu cara dalam konsep dasar
pemasaran adalah segmentasi pasar.
Segmentasi pasar sendiri sebenarnya sangat berkaitan erat
dengan upaya memaksimalkan kepuasaan. Hal ini dikarenakan kebutuhan pasar atau
konsumen sendiri telah dikelompokkan dari yang tadinya heterogen menjadi
homogen. Sehingga kegiatan pemasaran menjadi lebih terfokus dan target pasarnya
pun jelas.
Ø Segmentasi dan profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan
suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun
jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba
rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja
perseroan.
1. Tingkatkan Efisiensi Proses Produksi
Proses produksi yang efisien akan menghasilkan penghematan.
Semakin berhemat, semakin rendah pula biaya produksi. Dengan semakin rendahnya
biaya produksi, maka margin keuntungan juga samakin tinggi. Terapkan
prinsip-prinsip “Total Quality Management” sistem produksi Anda untuk memangkas
biaya-biaya yang tidak perlu.
2. Fokus Pada “Core Business”
Terpenting Anda
Apakah Anda sudah mengetahui apa sebenarnya Core Business di
mana Anda harus menfokuskan waktu, energi dan pikiran? Jika Anda melenceng pada
hal-hal yang tidak penting, maka yang sedah Anda lakukan adalah pemborosan
sumberdaya yang sangat berharga, yaitu waktu Anda.
3. Berdayakan Orang-orang Yang Berdedikasi
Melalui Kepemimpinan
Manusia adalah sumberdaya terpenting dalam organisasi Anda.
Semakin tinggi tingkat penghargaan Anda pada aspek manusia, semaking tinggi
pula tingkat kemampuan untuk menciptakan keberhasilan organisasi. Dengan
menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan organisasi yang efektif, Anda akan
mampu membawa organisasi Anda ke level yang lebih tinggi dan dengan tingkat
profitabilitas yang tinggi pula.
4. Pertajam Kecerdasan Organisasi
Apakah organisasi Anda merupakan organisasi yang cerdas?
Semakin cerdas organisasi, semakin tinggi pula kemampuan organisasi Anda dalam
menavigasikan diri ke arah masa depan yang lebih baik. Seberapa sering Anda
memberikan pelatihan-pelatihan berkualitas bagi para karyawan untuk mempertajam
kemampuan mereka dalam mengelola organisasi secara lebih profesional. Semakin
cerdas organisasi, semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan Anda.
Ø Penggunaan segmentasi dalam strategi pemasaran
Agar segmen pasar dapat bermanfaat maka harus memenuhi
beberapa karakteristik:
• Measurable : Ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat diukur meskipun ada beberapa variabel yang sulit diukur.
• Accessible : Segmen pasar harus dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
• Substantial : Segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani
• Differentiable : Segmen-segmen dapat dipisahkan secara konseptual dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen-elemen dan bauran pemasaran yang berbeda.
• Actionable : Program yang efektif dapat dibuat untuk menarik dan melayani segmen-segmen yang bersangkutan.
• Measurable : Ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat diukur meskipun ada beberapa variabel yang sulit diukur.
• Accessible : Segmen pasar harus dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
• Substantial : Segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani
• Differentiable : Segmen-segmen dapat dipisahkan secara konseptual dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen-elemen dan bauran pemasaran yang berbeda.
• Actionable : Program yang efektif dapat dibuat untuk menarik dan melayani segmen-segmen yang bersangkutan.
Langkah dalam mengembangkan segmentasi yaitu:
1. Mensegmen pasar menggunakan variabel-variabel permintaan, seperti kebutuhan konsumen, manfaat yang dicari, dan situasi pemakaian.
2. Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasikan dengan menggunakan variabel-variabel yang dapat membantu perusahaan memahami cara melayani kebutuhan konsumen tersebut dan cara berkomunikasi dengan konsumen.
1. Mensegmen pasar menggunakan variabel-variabel permintaan, seperti kebutuhan konsumen, manfaat yang dicari, dan situasi pemakaian.
2. Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasikan dengan menggunakan variabel-variabel yang dapat membantu perusahaan memahami cara melayani kebutuhan konsumen tersebut dan cara berkomunikasi dengan konsumen.
Berikan 1 contoh perusahaan lalu analisis segmentasinya:
BANK NEGARA INDONESIA
Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank
Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh
Pemerintah Indonesia.
Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran
resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang
Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya
beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati
sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal
5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional.
Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan
dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah
membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank
sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan
kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses
langsung untuk transaksi luar negeri.
Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status
Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan
ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional.
Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai
bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi
digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara
Indonesia lebih dikenal sebagai 'BNI 46'. Penggunaan nama panggilan yang lebih
mudah diingat - 'Bank BNI' - ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan
tahun 1988.
Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT
Bank Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan
publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun
1996.
Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan
kemajuan lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui
penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal
ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas
kinerja secara terus-menerus.
Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui
mulai digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah
keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan 'Bank BNI' dipersingkat
menjadi 'BNI', sedangkan tahun pendirian - '46' - digunakan dalam logo
perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir
pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada akhir tahun 2012, Pemerintah Republik Indonesia
memegang 60% saham BNI, sementara sisanya 40% dimiliki oleh pemegang saham
publik baik individu maupun institusi, domestik dan asing.
Saat ini, BNI adalah bank terbesar ke-4 di Indonesia
berdasarkan total aset, total kredit maupun total dana pihak ketiga. BNI
menawarkan layanan jasa keuangan terpadu kepada nasabah, didukung oleh
perusahaan anak: Bank BNI Syariah, BNI Multi Finance, BNI Securities dan BNI
Life Insurance.
Strategi pemasaran BNI adalah:
Strategi pemasaran BNI adalah:
Strategi Pemasaran Bank BNI bertujuan menurunkan tingkat
ketidakpuasan dari gesekan pelanggan yang signifikan dan diharapkan meningkat
ketika ekonomi membaik dan pemilik bisnis merasa yakin mereka bisa mendapatkan
kredit atau layanan yang lebih baik di bank ini.
Strategi Pemasaran Bank BNI yang pertama adalah Menarik
Pelanggan dari bisnis yang kecil. Tenaga penjualan pada bank memiliki
kesempatan terbesar ada di bank untuk menarik pelanggan bisnis yang kecil.
Kuncinya adalah untuk menetapkan kriteria sekitar apa jenis usaha yang
dijalankan klien.
Strategi Pemasaran Bank BNI berikutnya setelah mendapatkan
pelanggan yang tepat adalah menggali dan benar-benar mempelajari apa yang
membuat para nasabah tergerak dengan tujuan dan strategi keuangan mereka,
rencana untuk masa depan mereka, tantangan yang mereka hadapi, dan lain-lain.
Selain itu Strategi Pemasaran Bank BNI yang baik adalah
menawarkan produk yang mengikat (misalnya pembayaran tagihan online) yang dapat
digunakan oleh nasabah.
Strategi Pemasaran Bank BNI untuk menjamin kepuasan nasabah
dilakukan dengan menghubungi nasabah untuk berterima kasih kepada mereka untuk
bisnis mereka, bertanya tentang pengalaman mereka, dan memperkenalkan kontak
kedua, seperti asisten penjualan, dalam bank.
Sebagai bagian dari Strategi Pemasaran Bank BNI perlu
dilakukan kontak dengan asisten penjualan yang sebelumnya melayani nasabah
untuk menjawab pertanyaan operasional, masalah-masalah kecil (jika ada), dan
melanjutkan diskusi sekitar sesuatu yang dibesarkan dalam percakapan asli.
Sebagai Strategi Pemasaran Bank BNI yang berhasil, setelah
tanda tiga bulan, penting untuk terus membangun kepercayaan dan menunjukkan
minat dan antusiasme.
Bank perlu melanjutkan menelepon atau menghubungi nasabah
empat sampai enam kali setahun dan menjadi sumber daya berharga dengan membawa
ide-ide, wawasan, dan informasi tentang bagaimana pelaku bisnis kecil dapat
menjalankan bisnis mereka lebih baik.
Bank perlu melihat di luar hanya bisnis mereka dan memperluas komunikasi untuk menyertakan pemilik, keluarga mereka, dan karyawan mereka sebagai bagian dari Strategi Pemasaran Bank BNI yang sukses.
Untuk Strategi Pemasaran Bank BNI yang sukses perlu diberikan alasan kepada nasabah yang terdiri dari pemilik bisnis kecil untuk tetap menggunakan jasa bank BNI. Ini merupakan perpanjangan dari strategi kedua
Bank perlu melihat di luar hanya bisnis mereka dan memperluas komunikasi untuk menyertakan pemilik, keluarga mereka, dan karyawan mereka sebagai bagian dari Strategi Pemasaran Bank BNI yang sukses.
Untuk Strategi Pemasaran Bank BNI yang sukses perlu diberikan alasan kepada nasabah yang terdiri dari pemilik bisnis kecil untuk tetap menggunakan jasa bank BNI. Ini merupakan perpanjangan dari strategi kedua
0 komentar:
Posting Komentar